Share

Pada tahun 1970an, ada dua anak muda yang sama-sama penasaran dan mencari jawaban atas satu pertanyaan sederhana namun penting baginya, yaitu: Apa yang membedakan orang yang sukses dari orang yang biasa-biasa saja? Mengapa ada yang mampu mencapai apa yang diinginkan namun ada yang tidak bisa mencapainya?

Melalui penelitian dan praktik yang dilakukan berulang-ulang, kedua anak muda ini mencoba mencari model dari berbagai bidang keilmuan. Mereka mencari, mendalami dan membandingkan orang sukses dan yang gagal dalam bidang karir komunikasi, terapis, psikologi, kesehatan, hukum, pendidikan dan lainnya. Penelitian ini adalah cikal bakal ditemukannya teori Neuro-linguistic Programming yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan NLP. Kedua anak muda itu adalah John Grinder dan Richard Brandler, mereka melihat dan merangkum bahwa orang sukses itu berpola dan orang gagal itu berpola.

Selama kurang lebih 30 tahun melakukan penelitian, pola itu semakin jelas dan terlihat, mereka menemukan bahwa ada 4 (empat) langkah yang berulang digunakan untuk mencapai kesuksesan, yaitu:

  1. Mereka Merancang Hasil secara Spesifik (Setting your Outcome)
    Mereka tahu persis yang mereka inginkan. Otak manusia pada dasarnya akan bergerak ketika perintah itu jelas. Contohnya, ketika kita berfikir ingin bangun pada jam04.00 pagi, maka dapat dipastikan kita akan tiba-tiba terbangun di sekitaran jam 04.00 pagi.


    Ilustrasi Setting Your Outcome

  2. Mereka Bergerak & Bertindak (Take Action)
    Mereka tahu bahwa ide bisa ditiru, yang tidak bisa ditiru adalah tindakan. Contoh, pernahkah kita berfikir ingin membuat produk dengan konsep A? namun beberapa waktu kemudian ketika kita scrolling medsos dan kita melihat ada yg menjual produk dengan konsep A. Apakah dia modalnya lebih banyak dari kita? Apakah pendidikannya lebih baik dari kita? Tidak! Mereka hanya lebih banyak bertindak dari kita.


    Ilustrasi Take Action

  3. Mereka Peka Terhadap Hasil Sementara (Sensory Acuity)
    Mereka memperhatikan keadaan, mereka melihat respon atas tindakannya, apakah indikator yang terlihat terasa menjauhi tujuan atau mendekati tujuan.

    Bila hasil sementara terasa menjauhi tujuan, maka kita harus segera mengubah pendekatan sampai kembali ke jalur yang benar. Contohnya, jika kita berangkat dari Yogyakarta ke Jakarta, dan di tengah perjalanan kita melihat kota Purwokerto, Cirebon, Bekasi maka kita dapat terus melanjutkan perjalanan. Namun jika kita melihat Solo, Madiun, Nganjuk maka kita harus segera mencari jalan lain karena itu menjauhi tujuan.


    Ilustrasi Sensory Acuity

  4. Mereka Luwes Sampai Hasil Tercapai (Flexibility)
    Mereka tidak kaku hanya menggunakan satu cara, mereka mempersiapkan cara-cara paling efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan. Contohnya, apabila kita sedang berkendara ke suatu tempat tujuan, namun kondisi cuaca tiba-tiba berubah dari panas menjadi hujan angin dan besar, apa jadinya jika terus memutuskan berkendara roda dua? kita bisa mengalami kecelakaan bukan? mungkin agar bisa sampai dengan selamat kita harus mengganti dengan menggunakan kendaraan roda empat.


    Ilustrasi Flexibility

Empat langkah ini adalah gambaran dari perbedaan utama mengapa di dunia ini ada orang sukses yang mampu mencapai tujuan dan orang biasa-biasa saja yang tidak mencapai apa-apa. Namun, jika langkah sukses begitu mudah dilakukan, mengapa tidak banyak orang yang sukses?

 

Jawabannya adalah pasti ada salah satu dari keempat langkah itu yang bermasalah. Saat proses mencapai tujuan berlangsung, kita tidak bisa menghindarkan faktor-faktor yang mungkin akan mengganggu, seperti hilangnya motivasi, inkonsisten dalam bertindak, tidak percaya diri, fobia akan sesuatu dan lainnya. Intinya, setiap apapun masalah yang menghambat dan mengganggu langkah kita, hindari pertanyaan “mengapa” dan gunakanlah “bagaimana”, karena dengan pertanyaan yang tepat akan membantu kita menghadirkan opsi-opsi baru untuk tetap bisa maju kedepan dan tidak akan berhenti dalam kondisi saat ini saja.

Sebagai penutup, untuk mempermudah kita mengingat 4 langkah diatas, kita dapat melakukan pendekatan dengan singkatan terkait tindakan yang LUWES, yaitu:

  1. Lihat Hasil Sementaranya;
  2. Ujilah dengan Kondisi yang Diinginkan (KD) Anda, bila mendekati -> teruskan, namun bila menjauhi -> ubah pendekatan;
  3. Waktu adalah segala-galanya, jangan menunda dan bertindaklah sekarang. Gunakan seluruh sumberdaya;
  4. Evaluasilah sesering mungkin Kondisi Saat ini (KS)/KD kita; dan
  5. Semuanya harus dalam kendali kita, sampai KS = KD kita.

Sumber Referensi: Training Personal Power oleh RH Wiwoho, IndoNLP.

Penulis: Raden Nanda Teguh