Pernahkan kalian merasa stres dan stres tersebut membuat kalian capek pikiran dan badan? Stres yang berlarut-larut memang membuat kesehatan mental menjadi terganggu. Jika sudah merasa stres, ingin rasanya meluapkan segala emosi (marah, sedih, dan sebagainya). Sebagian orang merasa dengan meluapkan emosi stres sedikit berkurang. Namun, ada beberapa yang masih saja merasa stres. Saya termasuk orang yang tidak mempan untuk menghilangkan stres dengan meluapkan emosi saja. Di sini saya akan membagikan “ilmu” yang saya dapatkan dari psikolog saya ketika saya datang untuk mengatasi kecemasan saya.
Sebelumnya, saya ingin memberi tahu jika saya pergi ke psikolog karena saya merasa terserang kecemasan. Saya merasa diri saya yang selalu gusar, selalu melihat checklist chat di WhatsApp, dan memikirkan masa depan. Saya bercerita dengan teman saya yang pernah pergi ke psikiater, dan dia memberikan saran saya untuk pergi ke psikolog karena dari yang saya ceritakan bisa merupakan tanda-tanda anxiety dan depresi. Sehingga, sebelum jatuh “sakit parah” saya memutuskan untuk segera pergi ke psikolog. Alasan lainnya pergi ke psikolog adalah karena psikolog adalah orang yang menurut saya dapat memberikan saran yang saya butuhkan yaitu langkah/cara yang perlu saya lakukan untuk dapat “menjinakkan” stres ini.
DISCLAIMER!
Ini adalah hasil dari konsultasi saya dengan psikolog saya mengenai kasus kecemasan saya. Mungkin akan berbeda dengan kasus lainnya. Di sini saya hanya ingin berbagi.
Metode Coping Stress
Metode coping stress yang diberikan oleh psikolog saya terdiri dari 3 tahap coping, yaitu coping focus problem, coping focus emotion, dan coping sprititual.
Coping Focus Problem
Langkah ini kita diminta untuk mencari apa sih yang membuat kita merasa stres. Jika sudah menemukan akar permasalahan, pikirkan bagaimana caranya untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan membuat action plan.
Buatlah action plan secara kecil dan detail untuk mempermudah dalam melakukan aksi. Kenapa lebih kecil? Jika kita membuat action plan secara kecil kita merasa tidak terbebani dalam menyelesaikan aksi tersebut karena action plan tersebut memiliki usaha yang kecil untuk diselesaikan. Contohnya jika kita diminta untuk membaca buku novel yang memiliki 500 halaman. Rasanya akan berat untuk menyelesaikannya sekaligus, sehingga lakukan dengan mungkin menyicil dari 5 lembar/hari agar terasa tidak berat.
Coping Focus Emotion
Melakukan regulasi emosi yaitu kurangi dan hilangkan emosi negatif yang kalian rasakan. Untuk melakukannya, yaitu:
- Sadari emosi negatif dan beri nama terhadap emosi tersebut
Maksud dari poin ini yaitu jika kita sedang merasa cemas katakan saja pada diri sendiri “Saya sedang cemas” atau sedang marah “Saya sedang marah”. Poin ini dari yang saya rasakan berhasil untuk menghindarkan saya dari larut dengan pikiran negatif. Setelah memberikan nama terhadap emosi yang kita rasakan, berusahalah untuk larut dalam emosi tersebut dan hindari komentar terhadap pikiran tersebut.
Batasannya yaitu jika kalian marah katakan “Saya sedang marah” dan sudah selesai sampai situ, tidak boleh ada omongan lainnya! - Ubah fokus ke hal nyaman yang dapat memberikan emosi positif
Jika kita sadar dalam emosi negatif, lakukanlah aktivitas yang membuat kalian nyaman, merasa senang untuk dapat memberikan emosi positif. Kalian bisa melakukan mulai dari hal yang kalian sukai seperti bermain game, membaca buku, atau scrolling social media(?) - Sugesti diri dengan afirmasi diri
Fokuslah pada hal yang sudah kalian lakukan selama seharian. Ingat-ingat kembali apa saja yang sudah kalian selesaikan, perbuatan baik apa yang sudah kalian lakukan. Hal tersebut akan menimbulkan rasa bangga terhadap diri sendiri yang akan menumbuhkan rasa semangat.
Coping Spiritual
- Mencari makna terbaik dari hal yang dilalui
Saat kita dalam keadaan stres, merasa apa yang dilakukan sudah tidak berhasil, berusahalah untuk mencari makna terbaik dari cobaan tersebut. Kalian bisa melakukannya dengan merefleksi diri, seperti “Tuhan memberikan aku cobaan seperti ini karena ingin aku lebih giat untuk masa mendatang.” atau “Aku jadi tahu jika hal yang aku lakukan kemarin itu salah sehingga untuk esok lagi aku tidak mengulanginya“. Mungkin memang sedikit susah melakukannya saat stres, namun usahakan dan yakinkan pada diri sendiri jika hal yang dilalui akan memberikan manfaat pada diri kita di masa mendatang.
Kalian pernah mendengar “Tuhan tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya” atau “Tuhan akan mengangkat derajat umatnya melalui cobaan”? Percayalah kalimat tersebut memang benar, karena saat kita merasa stres karena cobaan, kita akan melakukan hal-hal yang baik dan lebih dekat kepada-Nya. - Berdoa kepada Tuhan sebagai katarsis emosi
Lepaskan emosi kalian kepada Tuhan saat berdoa kepada-Nya. Saat berdoa rasakan dalam hati dan jiwa jika Tuhan sedang mendengar keluh kesah kita, sedang dekat dengan kita. Jika kalian merasa perlu untuk menangis kepada Tuhan, menangislah.
Itulah coping stress yang saya dapatkan dari sesi konsultasi saya. Dari pengalaman saya, saya merasakan energi positif dalam diri saya. Jika kalian sedang dalam keadaan stres, saya harap langkah-langkah di atas dapat membantu kalian.
Penulis: Erikha D.Ariyani